IntiAjaran Islam: Iman, Islam, dan Ihsan. Inti Ajaran Islam: Iman, Islam, dan Ihsan Pokok ajaran Islam ada 3, yaitu: Iman, Islam dan Ihsan. Dasarnya adalah hadits sebagai berikut: Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah Saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih.
ALQUR AN telah menjawab dengan singkat dan tegas bahwa MAHA CINTA adalah ALLAH (laisa kamislihi syaiun)tidak satupun mahluk yg tidak menyerupai mahluk..yg kemudian di jabarkan dalam 99(sembilan puluh sembilan) sifat seperti MAHA AGUNG,MAHA CINTA,MAHA TINGGI,MAHABESAr,MAHA TINGGI,MAHA ADIL ,MAHA
Makkahadalah Pusat Bumi. Makkah—juga disebut Bakkah—tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan. Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera yang sangat luas). Kemudian gunung api di dasar samudera ini meletus dengan keras dan
Fast Money. MAKNA LAISA KAMITSLIHI SYAI'UNOleh Abdul Wahab AhmadDalam al-Qur’an, ada satu ayat yang menjadi kunci utama dalam memahami seluruh ayat atau hadis terkait sifat Allah. Ayat itu adalahلَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ"Tiada satu pun yang sama dengan Allah. Dan, Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" [Surat Asy-Syura 11]Semua pengkaji akidah tahu ayat itu, tapi tak semuanya tahu apa makna sebenarnya dari ayat yang tak tahu maksudnya akan mengira bahwa ayat itu berarti tak ada yang bentuknya atau karakter fisiknya sama dengan Allah. Dalam benak mereka, Allah itu punya fisik hanya saja bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya tak mirip dengan segala bentuk fisik yang lain atau jismun la kal ajsam. Mereka mengira bahwa Allah punya tangan yang tak sama dengan tangan kita, tangan hewan, tangan malaikat, tangan jin atau tangan robot, tapi tetap tangan secara fisik. Demikian punya dengan wajah, mata, kaki dan lainnya hanya berbeda kaifiyahnya saja, tapi tetap organ fisik. Mereka inilah yang disebut para ulama sebagai mujassimah dan ini tak pernah sadar bahwa kalau artinya demikian, maka tak ada istimewanya Allah dengan perkataan Laisa kamitslihi syai'un itu. Bukankah banyak sekali bentuk fisik yang unik tak ada duanya di seluruh penjuru semesta. Coba saja anda buat coretan acak di atas kertas, maka itu akan jadi coretan unik yang takkan anda temui di mana pun, sampai ke akhirat pun takkan menemukan yang sama dengan itu kecuali kalau difoto-copy, hehe. Coba anda buat bentuk abstrak dari tanah liat, atau bayangkan makhluk rekaan dalam kepala anda, maka hasilnya adalah sesuatu yang unik takkan mungkin sama dengan tubuh manusia pun unik takkan ada yang sama persis kaifiyahnya di seluruh penjuru semesta ini. Hitung saja rambutnya atau scan sidik jari dan retinanya kalau tak percaya. Dalam makna ini, maka sebagai manusia anda bisa berkata "laisa kamitsli syai'un" tak ada yang satu pun yang sama denganku dan itu betul. Teman, saudara, dan siapa pun bisa berkata seperti itu juga dan itu semua apa spesialnya Allah berkata seperti itu di ayat di atas? Kalau maknanya hanya seperti di atas tadi, hanya tidak ada ada yang sama dalam hal bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya dengan Allah, maka tak ada yang spesial bagi Allah sebab yang lain juga bisa berkata yang tetapi, para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah Asy'ariyah-Maturidiyah tidak demikian memahami ayat di atas. Makna ayat itu adalah Allah benar-benar berbeda secara mutlak, tak ada yang sama dari aspek mana pun, tak ada bandingannya yang otomatis tak ada jenis kategorisnya dan tak bisa seluruh alam dunia terdiri dari jauhar entitas tunggal terkecil yang terdiri dari satu unsur, jisim entitas yang terdiri beberapa unsur dan aradl aksiden, maka Allah bukan jauhar, jisim atau aradl. Artinya bila mau bertele-tele, maka kita katakan bahwa Allah bukan zat cair, zat padat, zat gas, energi, partikel, massa, volume, ruang, warna, gerakan, atau apapun yang mampu dikenal atau dibayangkan manusia. Lalu apa Allah itu kalau bukan semua hal? Allah ya Allah, makna ini, maka apa bedanya Allah dengan yang lain? Jawabannya adalah berbeda dalam semua hal dan hanya Allah satu-satunya yang berbeda dengan cara seperti ini. Adapun selain Allah, paling banter hanya beda kaifiyah bentuk atau karakteristik saja, bukan beda dalam level bermanfaatSumber FB Ustadz Abdul Wahab Ahmad14 Januari 2021 pukul tauhid
Dalam al-Qur’an, ada satu ayat tentang Allah yang menjadi kunci utama dalam memahami seluruh ayat atau hadits terkait sifat Allah yaitu Allah tidak serupa dengan sesuatu apapun. لَیۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَیۡءࣱۖ وَهُوَ ٱلسَّمِیعُ ٱلۡبَصِیرُ Artinya"Tiada satu pun yg sama dgn Allah. Dan, Allah Maha Mendengar lgi Maha Melihat" [Surat Asy-Syura 11] Semua pengkaji akidah tahu ayat itu, tapi tidak semuanya tahu akan makna sebenarnya dari ayat tersebut. Apa maksud ayat Laisa Kamislihi Syai'un? Ayat Laisa kamislihi adalah ayat kesebelas dari surat Asy-syura yang menceritakan tentang Allaha. Bagi sebagian orang yang tidak tahu arti dari Laisa kamislihi syaiun, mereka mengira bahwa ayat itu berarti Allah mempunya wajah alias bentuk akan tetapi, bentuk rupa Allah tidak sama dengan makhluknya Dalam benak mereka, Allah itu punya fisik hanya saja bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya yang tidak mirip dengan segala bentuk fisik yang lain atau jismun la kal ajsam. Mereka mengira bahwa Allah SWT punya tangan yang tak sama dengan tangan kita, tangan hewan, tangan malaikat, tangan jin atau tangan robot, tapi tetap tangan secara fisik. Demikian juga Allah SWT punya wajah, mata, kaki dan lainnya hanya berbeda kaifiyahnya saja, tapi tetap organ fisik. Mereka inilah yang disebut oleh para ulama sebagai mujassimah dan musyabbihah. Apa itu Mujassimah musyabbihah? Mujassimah musyabbihah adalah sekelompok orang yang menganggap Allah SWT punya bentuk walau tak sama dengan yg lain Mereka ini benar-benar tak pernah sadar bahwa kalau artinya Allah punya wajah, maka tak ada istimewanya Allah dengan perkataan Laisa kamitslihi syai'un itu. Bukankah banyak sekali bentuk fisik yang unik tak ada duanya di seluruh penjuru semesta ini? Coba anda buat coretan acak di atas kertas, maka itu akan jadi coretan unik yang takkan anda temui di mana pun, sampai ke akhirat pun takkan menemukan yang sama dengan itu kecuali kalau difoto-copy, hehe. Coba anda buat bentuk abstrak dari tanah liat, atau bayangkan makhluk rekaan dalam kepala anda, maka hasilnya adalah sesuatu yang unik takkan mungkin sama dengan lainnya. Bahkan, tubuh manusia pun unik takkan ada yang sama persis kaifiyahnya di seluruh penjuru semesta ini. Hitung saja rambutnya atau scan sidik jari dan retinanya kalau tak percaya. Dalam makna ini, maka sebagai manusia anda bisa berkata "laisa kamitsli syai'un" tak ada yang satu pun yang sama denganku dan itu betul. Teman, saudara, dan siapa pun bisa berkata seperti itu juga dan itu semua betul. Lalu apa spesialnya Allah berkata seperti itu di ayat Asy-Syuradi atas? Kalau maknanya hanya seperti di atas tadi, hanya tidak ada ada yang sama dalam hal bentuk dan karakteristiknya kaifiyahnya dengan Allah, maka tak ada yang spesial bagi Allah sebab yang lain juga bisa berkata yang sama. Bagaimana Arti Sebenarnya Tentang Allah Dalam Surat Asy-Syura Tersebut? Para ulama Ahlussunnah wal Jama'ah yaitu Asy'ariyah dan Maturidiyah tentu tidak demikian memahami ayat Laisa kamislihi di atas. Makna ayat laisa kamislihi Syai'un adalah Allah SWT benar-benar berbeda secara mutlak, tak ada yang sama dari aspek mana pun, tak ada bandingannya yang otomatis tak ada jenis kategorisnya dan tak bisa diukur. Bila seluruh alam dunia terdiri dari jauhar entitas tunggal terkecil yang terdiri dari satu unsur, jisim entitas yang terdiri beberapa unsur dan aradl aksiden, maka Allah bukan jauhar, jisim atau aradl. Artinya bila mau bertele-tele, maka kita katakan bahwa Allah bukan zat cair, zat padat, zat gas, energi, partikel, massa, volume, ruang, warna, gerakan, atau apapun yang mampu dikenal atau dibayangkan manusia. Lalu apa Allah itu kalau bukan semua hal? Allah ya Allah, titik. Dengan makna ini, maka apa bedanya Allah dengan Makhluk lain? berbeda Allah dengan Makhluk adalah didalam semua hal dan hanya Allah satu-satunya yang berbeda dengan cara seperti ini. Adapun selain Allah, paling banter hanya beda kaifiyah bentuk atau karakteristik saja, bukan beda dalam level hakikat. Semoga bermanfaat Oleh Abdul Wahab Ahmad
Soalan 1 Apakah makna kalimah "laisa kamitslihi syaiun" ? Jawapan Kalimah "laisa kamitslihi syaiun" adalah firman Allah didalam al Quran surah as-syura ayat 11 yg bunyinya seperti berikut ِۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ Yang terjemahnya ialah "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan DIA dan DIAlah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat" As-Syura 42 11 Maksud kalimah "laisa kamitslihi syaiun" itu ialah Allah itu TIDAK semisal dengan sesuatu Allah itu TIDAK boleh dimisalkan Allah itu TIDAK ada persamaan dengan sebarang makhluk Allah itu TIDAK boleh disamakan dengan sebarang makhluk Allah itu TIDAK seumpama dengan sesuatu Allah itu TIDAK boleh diumpamakan Allah itu TIDAK serupa dengan sebarang makhluk Allah itu TIDAK boleh dirupa-rupakan Ringkasnya makna kalimah "laisa kamitslihi syaiun" ialah Allah Ta'ala itu TIDAK ADA PERSAMAAN DENGAN SEBARANG MAKHLUK SEKALIAN MAKHLUK. Wallohua'lam
arti laisa kamislihi syaiun