AdrianaElisabeth, peneliti LIPI, mengatakan situasi konflik yang masih terjadi di Papua akan menyulitkan rencana pemekaran wilayah atau DOB, meski pemerintah sudah membuat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2021 sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi Provinsi Papua. "Ada unsur ketergesaan di sini.
Akarmasalah ini—yang divalidasi oleh tim menggunakan metode yang sama, tool dan data—adalah: Tidak ada tanggung jawab pribadi untuk pelaksanaan keselamatan. Kurangnya komunikasi. Prosedur, pelatihan dan aturan yang tidak memadai. Kurangnya komitmen manajemen. Bukan sebuah prioritas bisnis. Tidak ada keselamatan yang terpadu.
MasalahPengangguran Terdidik Jika kita melihat data BPS sebelumnya maka suatu permasalahan yang ada adalah bahwa dari tahun 2004 ke Februari 2008 terjadi peningkatan yang cukup signifikan sebesar 119% untuk level pendidikan diploma dan untuk level pendidikan Universitas maka terjadi peningkatan sebesar 79,8%.
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Ada dua hambatan, internal dan eksternal yang menghambat Indonesia menjadi negara maju. Pertama, kalau hambatan internal dimulai dari stabilitas politik dan ekonomi, karakteristik dasar warganya, sampai ke political will pemerintahannya. Contoh RRT Republik Rakyat Tiongkok. Negara ini berhasil melakukan transformasi dari negara sedang berkembang menjadi negara maju dengan mengejar ketertinggalannya di bidang industri dan teknologinya sehingga dapat sejajar dengan negara-negara maju lainnya di sendiri sebenarnya sudah memiliki seperangkat aturan transfer of knowledge di industri penanaman modal asing, namun pemerintahnya tak berani menekan investor asing untuk mentransfer keahlian dan kemampuan teknologinya kepada Indonesia. Sehingga nanti kita mampu menciptakan industri domestiknya sendiri berdasarkan copy paste dari investor asing itu. Seperti pengalaman RRT di sekalipun Indonesia dikenal sebagai salah satu negara relokasi pabrikan otomotif Jepang dan industri-industri lainnya sejak 1970-an sampai sekarang selain Thailand atau negara lainnya di Asia, namun tak bisa mencontek’ pengalaman RRT yang berani memaksa perusahaan AS mengajarkan kemampuan profesional membuat mobil—misalnya—kepada RRT bisa membuat truk pertamanya, Faw pada dekade 1980-an, atau mengembangkan konsep mobil Wuling-nya—yang sekarang sudah beredar di Indonesia—dari hasil kerja sama dan kewajiban transfer teknologi Chevrolet. Disusul berbagai hasil industri dan teknologi lain-lainnya, mulai dari alat-alat berat sampai ke aneka jenis mesin industri. Semua hal ini menjadi basis pengembangan IPTEK Ilmu Pengetahuan dan Teknologi domestik mereka sendiri. Sehingga saat ini kita kenal produk orisinal RRT seperti Huawei, Xiaomi, Oppo, Vivo, Zoomlion, Liugong, dll. disamping produk-produk negara maju heran apabila RRT berhasil menyulap’ negaranya yang dulunya berasal dari kelompok Negara Dunia Ketiga, sekarang sudah berpindah masuk ke grup G-7. Menjadi negara peringkat ke-2 termaju ekonominya di bawah AS dengan menyisihkan Jepang dan Jerman yang turun ke peringkat-peringkat melakukan riset dan penelitian sendiri dalam IPTEK, akan memakan waktu puluhan bahkan ratusan tahun. Selain harus menebus patent right berbagai keahlian. Namun dengan mengambil alih perusahaan-perusahaan kecil di AS, RRT memintas jalan dan langsung memperoleh kemampuan itu secara hal ini diketahui Presiden Donald Trump yang merasa kecolongan dan kaget melihat kemajuan RRT yang sespektakuler ini. Sehingga dianggap dapat mengancam hegemoni AS sebagai satu-satunya negara adidaya setelah US koleps dan pecah menjadi 15 negara merdeka yang tak sekuat negara induknya dahulu. Seperti Armenia, Azerbaijan, Belarus, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirgizstan, Latvia, Lituania, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan juga melarang penjualan sekitar 26 ribu perusahaan kecil AS yang mau diambil alih RRT, dengan alasan rahasia negara atau alasan lainnya. Disamping itu ia mengancam agar perusahaan-perusahaan AS tak lagi merelokasi pabriknya ke lagi penghambat dari sisi internal yang kurang banyak disadari orang, yakni komprador. Komprador merupakan istilah bagi warga negara dan tokoh politik negara bersangkutan yang justru menjadi kaki tangan negara lain untuk menghalangi agar negaranya itu tidak berkembang menjadi negara ini merupakan agen-agen politik yang beroperasi di parlemen, dinas-dinas pemerintahan, media, dan berbagai organisasi domestik yang akan menghalangi kemajuan negaranya. Dari negara sedang berkembang menjadi negara maju. Jadi kunci pelemahan ini justru terletak dalam tubuh orang dalam negara kita sendiri. Bukan orang yang berasal dari luar di Indonesia mungkin salah satu hambatan internalnya negara kita maju atau menjadi arus bawah penentang kemajuan jaman masa kini di sini adalah pandangan ekstrem/radikal tradisional keagamaan yang sering bertentangan dengan perkembangan jaman anakhronisme. Juga sifat dan karakteristik orang Indonesia yang konon tak seproduktif penduduk negara-negara maju. Mereka semua mau hidup makmur, tetapi semangat kerja dan fighting spirit-nya rendah. Saya kira inilah tantangan besar yang dihadapi pemerintahan siapapun di sini, kalau mau memperbaiki kualitas dan tingkat produktivitas rakyat hambatan dari sisi eksternal, adalah bagaimana tatanan dunia yang sekarang memberikan celah kesempatan kepada negara tersebut untuk berkembang menjadi negara maju. Contoh Jepang, Taiwan, Korea diduga, Jepang takkan mendapat kondisi kondusif seperti ini, kalau saat itu 1950–1970-an tak terjadi perang dingin antara kubu AS versus kubu Uni Soviet US. Hal ini sebagai refleksi persaingan persebaran antara paham ideologi Kapitalisme/Neolibs melawan Komunisme di dengan kemajuan IPTEK dan berubah majunya negara seperti Korea Selatan dan Taiwan. Korea Selatan dalam rangka berhadapan dengan Korea Utara yang terus mengembangkan alutsista canggihnya sehingga dapat mengancam tetangganya di Korea dulu asalnya adalah satu negara. Terpecah karena paham ideologi dari negara yang menduduki wilayah negerinya pasca-Perang Dunia II. AS di Selatan, US di Utara bersama RRT. Sedangkan Taiwan diberi kesempatan berkembang, karena negara ini harus menghadapi ancaman yang terus menerus dari Cina Daratan, yakni dulu ada elaborasi politik, kalau AS harus membangun kapal induk super yang tak bisa tenggelam di Asia, yakni dengan membuat Jepang menjadi negara makmur. Dengan demikian komunisme takkan mampu menaklukkan Jepang. Ini jawaban ketakutan AS terhadap aplikasi teori domino di Asia dahulu. Apalagi setelah AS kerepotan membendung ekspansi komunis di Asia Tenggara setelah jatuhnya Vietnam Selatan, Kamboja, dan Laos ke tangan pun dulu dibiarkan’ AS menganeksasi Timtim karena alasan hal ini. Membendung perluasan pengaruh komunisme yang berasal dari Portugas yang waktu itu dikuasai golongan kiri. Terbukti juga rejim militer Indonesia dianggap berjasa besar dalam membendung perluasan pengaruh komunisme di Indonesia dan Asia Tenggara pada juga menjadi tantangan besar lainnya, agar suatu negara mampu berswa-sembada dan mandiri dalam mengembangkan industri dalam negerinya. Karena banyak restriksi yang diterapkan AS atau negara maju lainnya agar negara berkembang tak bisa mudah maju menyaingi negaranya. Contohnya India yang merupakan salah sedikit negara yang walaupun memiliki tantangan tersendiri dan tak mendapat kesempatan seperti Jepang, Korea, atau Taiwan, namun bisa juga membangun sektor industri dan teknologinya secara mandiri. Mungkin karena India meminta bantuan dan kerja sama dengan US ketika itu. Jadi ada juga alasan politis di negara di anak benua India ini sedang menghadapi problem kemiskinan yang luas di kalangan rakyatnya berpenduduk lebih dari 1,2 miliar penduduk—namun negeri Bollywood ini mampu mengembangkan dasar-dasar IPTEK-nya sendiri. Tantangan negaranya sendiri sudah besar di bidang pengendalian jumlah penduduk. Karena 2/3 jumlah penduduknya terlilit kemiskinan. Sementara sekitar 5 persen rakyatnya baru menduduki strata kelas menengah. Belum lagi politik kasta yang menghalangi rakyat India terkecuali kasta Brahmana dan Kesatria-nya untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan jenis hambatan internal dan eksternal inilah yang menjadi penghambat perubahan atau transformasi dari suatu negara sedang berkembang menjadi negara yang maju. Views 5,708
Jawaban yang tepat yaitu opsi b. kemiskinan. Yuk simak penjelasan berikut ini! Kemiskinan menjadi permasalahan diberbagai negara terutama untuk negara-negara berkembang. Kemiskinan menjadi akar permasalahan lain di negara tersebut. Jika di suatu negara terdapat banyak penduduk miskin, maka anggota keluarga yang tergolong kedalam usia sekolah, tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena terhalang biaya dan keharusan mencari tambahan penghasilan. Tingkat pendidikan yang rendah akan berdampak pada peluang untuk memperoleh pekerjaan, yang menyebabkan keluarga miskin sulit keluar dari jeratan kemiskinan. Kemiskinan juga menjadi penyebab permasalahan dibidang kesehatan. Biaya yang tidak bisa mencukupi asupan gizi keluarga, menyebabkan anggota keluarga rentan sakit dan mengidap permasalahan dibidang kesehatan. Jadi, jawaban dari pertanyaan diatas adalah opsi b. kemiskinan.
– Dalam bernegara, Indonesia hidup berdampingan dengan negara lain. Secara wilayah, Indonesia pun berbatasan secara langsung dengan negara-negara tetangga. Untuk wilayah darat, Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste. Sementara wilayah laut Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Thailand, Vietnam, Singapura, Filipina, Palau, India, Timor Leste, dan Australia. Di antara wilayah Indonesia dan negara-negara tetangga ini terdapat suatu kawasan yang disebut dengan daerah perbatasan merupakan daratan, laut dan udara di atasnya sepanjang perbatasan antara dua negara yang batas luas daerahnya disesuaikan dengan kebutuhan dan persetujuan kedua negara. Baca juga Mendagri Minta Dukungan Penguatan Patok Perbatasan di Pulau Sebatik Masalah yang terjadi di daerah perbatasan Kondisi geografis yang berbatasan langsung dengan negara lain membuat beragam masalah terjadi di daerah perbatasan. Berbicara mengenai perbatasan, terdapat empat pihak yang terlibat, yakni pemerintah dua negara yang berbatasan dan rakyat dari dua negara yang tinggal di daerah perbatasan. Masalah-masalah yang masih terjadi di wilayah perbatasan di antaranya insfrastruktur pelayanan publik yang masih terbatas, rendahnya kualitas sumber daya manusia, sebaran penduduk yang tidak merata, ketergantungan masyarakat di perbatasan terhadap fasilitas publik dan kegiatan ekonomi di negara tetangga, dan sengketa tapal batas. Jika dikelompokkan berdasarkan isu, permasalahan-permasalah perbatasan di Indonesia ini terdiri dari isu batas teritorial yang belum disepakati di beberapa tapal batas dengan negara tetangga; isu keamanan dan kedaualatan nasional, seperti kejahatan lintas batas dan terorganisir, seperti penyelundupan, perdagangan ilegal dan garis batas yang kabur; isu lingkungan. Misalnya kerusakan ekologi dan eksploitasi sumber daya yang berlebihan, baik bersifat legal maupun ilegal; isu kemiskinan, keterbelakangan, serta keterbatasan sarana dan prasarana ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang dialami warga Indonesia di perbatasan; isu koordinasi dan implementasi kebijakan yang tidak sesuai akibat jarak antara pemerintah daerah dan lokal yang berjauhan; isu kependudukan dan perubahan sosial, di antaranya migrasi lintas batas yang bersifat legal maupun ilegal; dan isu patriotisme dan ketahanan nasional, seperti penduduk perbatasan yang merasa dianaktirikan pemerintah. Pengembangan wilayah perbatasan Salah satu upaya untuk mengatasi masalah-masalah perbatasan adalah dengan melakukan pengembangan di wilayah tersebut. Setidaknya, ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan, yakni pendekatan kesejahteraan, pendekat kerja sama, pendekatan keamanan, dan pendekatan daya saing wilayah. Pendekatan kesejahteraan Pada dasarnya, pendekatan kesejahteraan merupakan usaha yang dilakukan dengan memperhatikan pengembangan perekonomian di wiayah perbatasan. Adanya pendekatan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan masyarakat dan negara, serta mempercepat pembangunan untuk mengejar ketertinggalan. Dengan begitu, kesejahteraan dan ketahanan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan akan terwujud. Baca juga Menteri Desa PDTT Gerakan Bangga Rupiah Harus Digaungkan Apalagi di Daerah Perbatasan Pendekatan kerja sama Upaya selanjutnya adalah dengan menjalin kerja sama dengan negara lain. Salah satunya Kerja Sama Ekonomi Sub Regional KESR.KESR merupakan forum kerja sama ekonomi antarwilayah lintas negara yang berdekatan secara geografis. Tujuan utama keikutsertaan Indonesia dalam kerja sama sub regional, yaitu untuk menciptakan perdagangan di wilayah perbatasan guna mengangkat perkembangan sosial ekonomi wilayah tersebut. Dalam jangka panjang, wilayah perbatasan yang potensial diharapkan mampu mengubah perekonomian yang awalnya hanya mengandalkan sumber daya menjadi pemrosesan tingkat tinggi dan aktivitas yang berdasarkan nonsumber daya. Beberapa kerja sama yang termasuk dalam KESR di antaranya Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle IMT-GT dan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growht Area BIMP-EAGA. Pendekatan keamanan Keamanan kawasan perbatasan merupakan bagian penting dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendekatan ini melihat bahwa wilayah perbatasan merupakan kawasan startegis dari aspek pertahanan keamanan negara sehingga perlu diciptakan iklim yang kondusif. Pembangunan pos pengawasan lintas batas untuk mengawasi orang maupun barang di wilayah perbatasan merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga aset yang berada di wilayah terdepan Indonesia. Pendekatan daya saing wilayah Pengembangan wilayah perbatasan juga dapat dilakukan melalui pendekatan daya saing wilayah. Pendekatan ini fokus pada pengembangan potensi wilayah perbatasan sehingga bisa bersaing dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia. Untuk meningkatkan daya saing wilayah, pemerintah terlebih dulu perlu melakukan pengembangan lingkungan bisnis serta birokrasi yang mendukung di wilayah perbatasan. Hal ini dikarenakan di kawasan perbatasan, dunia bisnis belum terlalu kuat karena sebagian besar dikuasai pihak luar. Referensi Hasyim, Abdul Wahid dan Aris Subagiyo. 2017. Pengelolaan Wilayah Perbatasan. Malang UB Press. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
masalah negara yang menjadi akar permasalahan negara lainnya adalah